Skip to main content

Being People Pleaser

 Ketika kamu yang serba ga enakan ketemu dengan orang yang manipulatif. Adil ga?

Walaupun pada akhirnya kitalah yang berpura-pura. Pura-pura tidak mengerti, pura-pura tak pandai membaca situasi. Terlihat biasa saja padahal tau apa yang terjadi di baliknya. Hebat ya. Hahaha. Sebuah skill baru yang wajib ada dan dipelihara.
Kita yang saat berada dalam situasi benar sekalipun, masih diam tanpa buka suara dan membela diri saat disudutkan. Lemah ya? Ga. Hidup se-sebentar itu jika hanya mengurusi hal remeh-temeh yang sebenarnya ini tuh udah diatur sama Allah balesannya. Cukup diam, amati, observasi, tunggu. Saat kita dituduh atau difitnah, cukup katakan gini.
"Kalau kamu benar , semoga Allah mengampuniku. Kalau aku benar, semoga Allah mengampunimu."
Terlihat mudah, namun perlu hati yang lapang kan saat menerapkannya?
Tapi yang lebih ajaibnya lagi -- padahal kan tahu ketika di belakangmu mereka menjadikanmu topik obrolan dengan rekan julidnya, kamu masih bisa senyum bahkan saat mereka minta bantuan. Skill apa lagi ini?
Hahahah lagi-lagi tentang kelapangan hati.
Bisikkin ke hati gini, "Aku berserah diri terhadap perbuatan yang mereka lakukan dan prasangka buruk terhadapku. Perluaslah rasa sabarku ya Rabb. Selebihnya aku titipkan kepada-Mu, terhadap balasan yang pantas diterimanya." 

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: