Skip to main content

Pola Pikir

Ketika kamu berada di lingkungan yang salah …

Kamu sadar kalau energi sosialmu cepat terkuras habis.  

Menanggapi obrolan yang dirasa kurang berfaedah yang lama-lama menghancurkan karakter positif yang ada pada dirimu. Beberapa bulan terakhir menyadari degradasi pemikiran. Kamu berasa jadi orang asing yang sulit dikenali. Entah pola pikir yang salah. Cara memandang masalah yang sempit. Juga perasaan ga enak atau malu ketika menginisiasi hal-hal yang niatnya baik. Mungkin yang senang dengan perkembangan dan kemajuan diri sendiri tu cuma sosok seorang Ibu, ayah juga. Sisanya gaada yang ngedukung, beberapa malah menjatuhkan. Astaghfirullah mau benerin diri dari mana lagi ini? Bukannya upgrading diri malah bikin downgrade. 

Tapi emang gini ya, jadi minoritas?   Ambis dikit dijadiin omongan, bertumbuh dikit jadi bahan gosipan. Dunia emang ga aman. Kamu ga ngelakuin apapun juga jadi bahan ghibahan. Kamu makin ngerasa kalau mau jadi beda itu sulit. Bisikan yang ngomong “udahlah ngikut orang kebanyakan aja” makin nyaring di telinga. Berasa kamu jalan lurus tapi sendirian. 



Kamu berusaha meyakinkan bahwa sendirinya kamu pun, kamu tidak sesendirian itu - Allah ada.

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: