Waktu kita cuma sebentar, jangan dipersingkat dengan ghibahin orang lain. Banyakin aktivitas atau sibuk-sibukin perbaiki diri biar ga sempat ngurus hidup orang lain atau ngelirik apa yang dilakuin mereka. Buat yang pernah tidak sengaja aku sambatin atau ketika aku pernah terlibat pergunjingan tentang siapapun atau yang sempat baca tulisan ini, tolong dimaafkan. Mungkin aku pernah sekali dua kali ngomongin kalian. Untuk selanjutnya jangan ajak aku lagi kalau mau ghibah :( Udahh. Batasnya cukup sampai sini. Karena keliatan sepele tapi dosanya ga main-main. Gabisa juga ditebus dengan amal solat, puasa atau zakat. Hanya bisa diampuni dengan Taubat dan minta maaf ke orang yang bersangkutan. Iya kalau kita masih hidup sempat minta maaf, misal udah meninggal? Atau orangnya udah meninggal, ya kita harus berurusan di akhirat. Ditanyain apakah mereka mau maafin kita. Kemungkinan terburuk kita malah menanggung dosa-dosa mereka dan amalan kita bisa hangus sia-sia. Naudzubillah. Nah sampe sini paham kan kenapa aku cenderung banyak diamnya. Menjaga lisan emang berat :( apalagi kalau udah ngumpul ngerumpi. Padahal udah berusaha pura-pura ga dengar atau ga ikut nimbrung. Tapi tetap kedengaran dan bikin ga nyaman.
Kejadian ter-speechless yang pernah terjadi di rumah. Pernah pas aku mudik, kondisi lagi hujan deras menjelang magrib. “Loh, kok ayah ke masjid?” “Iya kan bentar lagi mau solat maghrib” “Tapi masih deres di luar, solat di rumah aja” “Ntar ga lagi ke masjid, kalau udah meninggal” Deg. Aku dan ibukku saling toleh dan berakhir senyum-senyum sendiri.
Comments
Post a Comment