Skip to main content

Waktu kita cuma sebentar, jangan dipersingkat dengan ghibahin orang lain. Banyakin aktivitas atau sibuk-sibukin perbaiki diri biar ga sempat ngurus hidup orang lain atau ngelirik apa yang dilakuin mereka. Buat yang pernah tidak sengaja aku sambatin atau ketika aku pernah terlibat pergunjingan tentang siapapun atau yang sempat baca tulisan ini, tolong dimaafkan. Mungkin aku pernah sekali dua kali ngomongin kalian. Untuk selanjutnya jangan ajak aku lagi kalau mau ghibah :(  Udahh. Batasnya cukup sampai sini. Karena keliatan sepele tapi dosanya ga main-main. Gabisa juga ditebus dengan amal solat, puasa atau zakat. Hanya bisa diampuni dengan Taubat dan minta maaf ke orang yang bersangkutan. Iya kalau kita masih hidup sempat minta maaf, misal udah meninggal? Atau orangnya udah meninggal, ya kita harus berurusan di akhirat. Ditanyain apakah mereka mau maafin kita. Kemungkinan terburuk kita malah menanggung dosa-dosa mereka dan amalan kita bisa hangus sia-sia. Naudzubillah. Nah sampe sini paham kan kenapa aku cenderung banyak diamnya. Menjaga lisan emang berat :(  apalagi kalau udah ngumpul ngerumpi. Padahal udah berusaha pura-pura ga dengar atau ga ikut nimbrung. Tapi tetap kedengaran dan bikin ga nyaman. 

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: