Skip to main content

Kalau ditanya kenapa sih mudik terus?

Jawabannya ya karena masih dikasih kesempatan. Pas ada kesempatan ya diambil. Tenang. Aku sudah prediksikan ini lama sebelum pertanyaan bodoh ini muncul. Kita gatau umur. Entah orangtua, atau aku yang akan pergi lebih dulu. Aku tidak mau ada kata menyesal di kemudian hari karena terlalu sibuk dengan urusan yang sebenarnya bisa dikompromi, bisa dilanjutkan di kemudian hari. Takut ga punya banyak momen, padahal sebenarnya dari kitanya aja yang harus pandai me-manage itu. Waktu gabisa diputar dua kali. Kita hanya berlomba-lomba dengan umur mereka yang semakin menua. Karena uang bisa dicari. Mikirnya, nanti-nanti aja juga bisa. Tapi sekali lagi, waktu gaakan pernah bisa dibeli dengan apapun. 
Umur ayah udah hampir masuk enam puluh. Kau tau apa yang ada di pikiranku? Yang ada hanya bagaimana menunjukkan bakti maksimal pada sisa umurnya nanti. Yakni bagaimana dia bangga punya aku dan aku bisa membalas jasanya walaupun tidak akan pernah cukup.

Jadi jangan pernah hasad, iri, julid atau apapun itu dengan rencana orang lain. 
Kau tidak pernah tahu bagaimana seseorang berusaha menggunakan waktunya sebaik mungkin. Kau tidak mau tahu juga bagaimana dia melawan isi kepalanya yang terus mengurung diri tiap menjelang tidur.

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: