Kalau ditanya kenapa sih mudik terus?
Jawabannya ya karena masih dikasih kesempatan. Pas ada kesempatan ya diambil. Tenang. Aku sudah prediksikan ini lama sebelum pertanyaan bodoh ini muncul. Kita gatau umur. Entah orangtua, atau aku yang akan pergi lebih dulu. Aku tidak mau ada kata menyesal di kemudian hari karena terlalu sibuk dengan urusan yang sebenarnya bisa dikompromi, bisa dilanjutkan di kemudian hari. Takut ga punya banyak momen, padahal sebenarnya dari kitanya aja yang harus pandai me-manage itu. Waktu gabisa diputar dua kali. Kita hanya berlomba-lomba dengan umur mereka yang semakin menua. Karena uang bisa dicari. Mikirnya, nanti-nanti aja juga bisa. Tapi sekali lagi, waktu gaakan pernah bisa dibeli dengan apapun.
Umur ayah udah hampir masuk enam puluh. Kau tau apa yang ada di pikiranku? Yang ada hanya bagaimana menunjukkan bakti maksimal pada sisa umurnya nanti. Yakni bagaimana dia bangga punya aku dan aku bisa membalas jasanya walaupun tidak akan pernah cukup.
Jadi jangan pernah hasad, iri, julid atau apapun itu dengan rencana orang lain.
Kau tidak pernah tahu bagaimana seseorang berusaha menggunakan waktunya sebaik mungkin. Kau tidak mau tahu juga bagaimana dia melawan isi kepalanya yang terus mengurung diri tiap menjelang tidur.
Comments
Post a Comment