Skip to main content

Dear My Self...

 Teruntuk diri sendiri, sekali lagi. Tetaplah menjadi diri sendiri yang dulu ku kenal. Tetaplah menjadi pribadi yang lemah lembut, walaupun lingkunganmu sekarang jauh berbeda dengan asalmu. Beranilah berkata dan berbuat benar, sekalipun dijauhkan manusia adalah konsekuensinya. Tak apa, kamu punya Allah yang Maha segalanya, tempat berlindung, tempat bersandar. Mohonlah selalu untuk dikuatkan hatimu. Entahlah, aku khawatir. Beberapa hari ini kau menjadi seperti orang lain yang belum pernah ku lihat. Bukan berarti kau harus menuruti apa yang dunia mau. Ingat lagi bahwa semua penilaian manusia di luar kendalimu. Jangan lupa ya, fokus utamanya hanya menjadi kamu dengan versi terbaik dan mencari ridho Allah semata. Biarkan penilaian Allah saja yang kau prioritaskan. Segala perbuatanmu akan diminta pertanggungjawabannya. Jadi, aku mohon kau tetap menjadi orang baik ya, karena perbuatan baikmu akan dihisab, sementara perbuatan buruk akan diazab. Iya. Apapun yang kita kerjakan kalau ga bernilai baik ya bernilai dosa. Astaghfirullah. Jadi kepikiran, ada banyak hal yang tanpa disadari masuk dalam dosa-dosa kecil yang menodai hati. Dzolim banget sama diri sendiri. 

Aku harap setelah ini, lebih hati-hati ya. Tolong jangan celakakan diri sendiri, lagi.

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: