Terhadap apa yang terjadi, peristiwa apa saja.
Terhadap apa yang kita lakukan dan berikan, baik untuk diri sendiri maupun kepada orang lain
Pernahkah kita "tagih" kembali?
Jika iya, apakah yang demikian artinya kita berharap seseorang membalaskan perlakuan yang sama kepada kita? Yuk, coba koreksi lagi niatnya.
Pernah dengar kalau ikhlas itu seperti merawat kepompong hingga menjadi kupu-kupu, meski kau tau semua yang bersayap akan terbang.
Dalam agama kita, Islam, keikhlasan merupakan hal paling mendasar yang menjadi syarat diterimanya amal seseorang.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ : بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ .
Dari Umar Ibnul Khaththab Radiallahuanhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Salaulahu Alaihi Wasalam bersabda:
"Amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang di niatkannya. Barangsiapa berhijrah dengan niat kepada Allah dan RasulNya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah dengan niat kepada keuntungan dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut."
Apakah benar semudah itu Ikhlas ini? Lihat, bagaimana perkara ikhlas ini adalah perkara yang sangat sulit untuk di realisasikan, tidak semudah membalikkan telapak tangan dan butuh effort yang besar untuk merealisasikannya.
Comments
Post a Comment