Skip to main content

K I L A S B A L I K

Menilik sedikit sebelum ini.
Berada di ambang ragu dengan banyak pertanyaan.
"Kok ambil jurusan ini?"
"Kok ga nyoba di sana?"
"Kok milih yang ga banyak peminat, gaada peluang, ntar mau kemana?" 
Dan kok kok kok sejenis lainnya hingga terbesit ingin mencoba jalan lain. Sampai kemudian pertanyaan yang di lontarkan orang lain mengambung di kepala. Coba tes ini itu, ikatan dinas, hingga wisuda masih di pilihan yang sama hahaha.
Perjuangan menaklukan diri sendiri, belajar sabar sampai pasrah biar Allah saja yang atur semua.

Allah dan rencana-Nya memang selalu membuat takjub. Qadarullah, tidak berjeda lama setelah wisuda bisa ikut tes CPNS. 
Untuk mencapai sesuatu, semua harus diniatkan. Tidak ada usaha yang main-main. Hasilnya, serahkan saja ke Allah. Jika tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, coba untuk berlapang dada. Allah tau mana yang terbaik untuk hamba-Nya.

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: