Skip to main content

Mau cerita dikit

Kembali lagi, semua hasil butuh effort yang keras. Ya walaupun yang orang lihat hanya hasil baiknya saja, setidaknya proses melelahkan ini hanya kamu yang menikmatinya. Ceritapun akan berpeluang mengadu nasib dan membuat mereka menggampangkan apa yang selama ini kita perjuangkan.

Tetapi benar, sesuatu akan lebih berkah jika niatnya sudah benar. 

Sejak awalpun, diniatkan begini:

"Jika ini dapat membuatku bermanfaat bagi orang banyak, maka permudahkanlah jalannya"

"Jika pilihan ini dapat memudahkan urusan orang lain dan membantuku mendekatkan taqwa ku pada-Mu ya Allah, teguhkanlah setiap langkahku"


Seperti pengalaman kemarin. Cerita dikit gapapa ya kan. Perjuangan lulus kuliah, hingga mencoba peruntungan ikut CASN. Allah maha baik. Kesempatan demi kesempatan selalu dipermudah. Dari yang awalnya rencana pembukaan rekrutmen saat penelitian belum selesai, ditunda hingga akhirnya sesaat setelah wisuda. Baru dapat ijazah, transkrip nilai belum ada. Awal minat mau daftar di kementerian atau instansi pusat lainnya. Allah balikkan lagi pilihan, ubah haluan. Daftar di instansi pemerintah daerah. Yap, awal minder setelah cross check ternyata formasi yang diambil dapat diikuti dari banyak sekali background pendidikan. Cari ulang yang hanya bisa diikuti oleh satu jurusan saja, spesifik untuk menghindari membludaknya jumlah pesaing. Sistem kemarin blind competition sih, jadi kita gatau sudah berapa banyak pendaftar. 

Oke sat set sat set, daftar. Bismillah yaudah pasrah ._. Lolos berkas, lanjut tes tahap 1. Persiapannya pun bukan main-main. Waktu yang aku punya sampai jadwal keluar kira-kira 1 bulan. Kejar ngebut sebulan jadinya. Subuh bangun, malam begadang, siang review soal-soal. Repeat sampai badan tumbang karena ngerasa terlalu diporsir >_<  maaf yaa badan, makasih jugaa dah dikuat-kuatin wkwk. Seminggu sebelum tes, bener-bener gamau liat buku apapun. Eneg. Mau muntah bahas materi. Ngandalin jalan pintas, melangitkan doa. Pengumuman tahap 1, alhamdulillah. Sebenarnya nilai bisa dipantau, jadi saking gabutnya nunggu pengumuman, aku dah catet nilainya dan buat list untuk nyoba masuk atau ga ke perengkingan. Kalau liat dari hitung manual masuk, oke lanjut guyurin materi tes selanjutnya. Setelah pengumuman, hasilnya tidak meleset sesuai perhitungan. Jadi emang dah jauh jauuuhhh hari sebelum diumumin, aku dah nyiapin materi, ngeprint dan buat rangkuman dikit. 

Lanjut tes tahap berikutnya, materinya banyak betol >_<  alhamdulillah kepalaku sanggup untuk menghapal Undang-Undang dan turunan Peraturan Menteri. Begadang, bangun subuh ketemu malam yang diliat materi sampai hampir eneg juga. Liat telegram, coba gabung grup-grup (keknya hampir semua grup di jabatan KLHK dan pertanian) buat cari info, materi atau dengar orang sharing pengalamannya. Ternyata Allah nunjukkin jalan-Nya lagi. Banyak orang baik yang secara sukarela bikin kuis harian buat latihan. Ada juga yang ga nyambung dengan jabatan, tapi masih juga aku ikutin wkwkk nambah ilmu kan gaboleh pilih pilih gaess. Mau ngucapin makasih buat orang baik yang secara tidak sengaja Allah kasih walaupun kenal virtual. Latihan latihan latihan sampe akhirnya jadwal keluar. 

Tes yang kedua lebih ngerasa ga segugup yg pertama kemarin. Mungkin karena udah pasrah dengan hasilnya apapun itu, yang penting aku sudah memberikan kemampuan terbaik. Singkat kemudian, cek nilai. Hasil integrasinya setelah dihitung manual dapet peringkat tertinggi. Kaget, ngelag, senang, sedih, heran. Diem bentar bengong. HAH? Baru Alhamdulillah, berkali-kali ucap syukur. Maaf ya Allah agak lambat respon :( 

Balik, masih di jalan udah rame yang nelpon. Karena nilai emang bisa dipantau lewat live streaming, orang-orang jadi tau dan rame ngucapin selamat. Terharu.

Tapi, dengan segala jerih payah dan perjuangan melelahkan ini, ada saja pihak yang tidak senang :) Entah motivasinya apa, mungkin kejang-kejang melihat keberhasilan orang lain.

Bangun tidur siang dapet DM dari orang ga dikenal, akun fake. Yaa isinya ngomongin aku curang, main licik tanpa babibu. Aku bangun tidur masih ngelag, ini maksudnya apa sih. Oh, ternyata maksudnya hasil tes tadi. Isi detail chatnya gausahla yaa ditulis di sini. Terlalu jahat untuk ketikan seseorang yang berpendidikan. 

Atas dasar apa tuduhannya masih gajelas. Kalau menurutku sih, karena waktu pengerjaan soal yang lumayan cepat. Sisa waktu masih banyak, tapi soal dah hampir slesai dijawab. Karena ini ya? Dah ku duga sih, kebiasaan dari jaman sekolah baca cepet soalnya ya gimana lagi. Mau dijelasin kekmanapun namanya orang benci yaa ga masuk di otaknyaa. Udah fitnah macem-macem, ngatain fisik pula ._. Dugaanku awalnya saingan yang DM ternyata benar. Jiwa intel keluar. Buat mbaknya kalau sempat baca blog ini, baca lagi edisi habis ini yaaa, mau ngasih tips soalnyaa biar bisa berjuang maksimal secara sehat, ga nuduh orang ini itu. Sakit tauu dikata-katain atas tuduhan yang tak berdasar ._. hiks. Mau nuduh gimana yaa ini seleksi ujiannya berbasis CAT semua. Heran juga. Setidakpantas itu ya kalau orang lain bisa dapat hasil maksimal? Aku tidak sebodoh itu


Satu yang disayangkan, yang katanya berpendidikan tinggi namun adabnya masih minus. Katanya sudah pengalaman sana-sini tapi masalah memanusiakan orang lain masih jauh dari kata pantas. Apalagi dilihat dari umurnya yang lumayan, apa tidak malu melihat caranya bertutur demikian? Betul disini aku paling junior, tapi apa tindakan demikian dibenarkan? Protes boleh, kecewa boleh, tidak terima juga boleh. Tapi apakah sebelum bertindak tidak dipikirkan terlebih dahulu? Sekiranya untuk menjadi calon pelayan publik sudah jauh dari kriteria. Coba belajar mengontrol diri sendiri, emosi dan rasa egois. 

Bisa jadi pelajaran berharga untuk aku sendiri dan kalian di luar sana, khususnya yang akan menjadi Pengabdi Negara dan Pelayan Publik. Telaah sebelum menyalahkan. Coba koreksi diri. Periksa. Perjuanganmu sudah sekeras orang lain? Persiapanmu sudah sematang orang lain? Apakah niatmu sudah lurus? Lagi, yang perlu diperbaiki hanya diri sendiri. Jangan sibuk melihat bagaimana orang lain, lihat dulu sudah seberjuang itu apa belum.


Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: