Skip to main content

Sebaik-baik Tempat Mengadu

Adakalanya ketika muncul masalah, kita perlu tempat bercerita. Yang sering dijumpai adalah ketika cerita ke orang lain yang didapat hanya kegiatan membandingkan seberapa buruk masalah Ia dan masalah kita, bukan sebuah solusi. Ada juga yang saat kita belum tuntas bicara, lawan bicara menyela sehingga membuat tidak nyaman. Tidak jarang juga kita salah memilih tempat bercerita. Ketika yang dipercaya tidak lagi bersama, yang kita ceritakan menyebar dari mulut ke mulut oleh orang yang tidak bertanggungjawab

Pada akhirnya memendam adalah alternatif kedua yang diambil untuk mengubur permasalahan tersebut. Sebelum akhirnya rasa khawatir perlahan muncul ke permukaan. 

Alternatif utamanya adalah, ceritakan masalahmu dengan yang Maha Kuasa. Entah bagaimana, rasanya damai sekali. Seolah kita berbicara dengan pendengar yang paling tepat, tanpa takut apa yang kita ceritakan diketahui orang banyak. 

Tuhan maha penyayang. JIkalaupun dirasa solusinya belum ada, setidaknya memangkas rasa gelisah dan putus asa

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: