Aku seperti tidak berada dalam diriku sendiri. Ada banyak karakter diri yang harus ditopengkan demi dapat bertahan di lingkungan orang banyak. Entahlah dampak panjangnya akan seperti apa. Namun, sejauh ini langkahku cukup baik. Baik bagi orang lain, bukan begitu? Diri ini sejujurnya merasa tak nyaman. Aku tidak mengenal aku yang pesimis, mudah menyerah, dan menaruh sedikit percaya terhadap apa yang aku punya. Tuntutan saat berada di lingkungan dengan personaliti yang berbeda hampir membuat aku kehilangan diriku yang benar-benar aku. Sulit sekali menyatukan isi kepala manusia. Ini seperti berada dalam diriku yang lain. Terkadang rehat dari riuhnya sekitar adalah pilihan yang tepat. Tepat untuk memulihkan energi yang habis lantas terlalu sering memaksakan diri sendiri.
Kejadian ter-speechless yang pernah terjadi di rumah. Pernah pas aku mudik, kondisi lagi hujan deras menjelang magrib. “Loh, kok ayah ke masjid?” “Iya kan bentar lagi mau solat maghrib” “Tapi masih deres di luar, solat di rumah aja” “Ntar ga lagi ke masjid, kalau udah meninggal” Deg. Aku dan ibukku saling toleh dan berakhir senyum-senyum sendiri.
Comments
Post a Comment