Skip to main content

Libur 2 minggu, mudik ga ya?



Dear anak rantau

For attention...

Baru-baru ini kampus membuat kebijakan untuk mengganti sistem perkuliahan dengan daring atau e-learning, sehingga tidak diperlukan tatap muka. Kebijakan ini sebagai bentuk dukungan terhadap social distancing yang dilakukan pemerintah untuk membatasi penularan Covid-19. 
Pastinya semua orang khususnya anak-anak perantauan menunggu hari libur tiba. Yash, momen ini dapat dimanfaatkan sebagai pelepas penat dari dunia perkuliahan. 

"Mumpung libur, yok balik yok."

Masih ada yang berpikiran gini? mari baca tulisan ini sampai akhir.


إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).
Sampai sini paham? Kalau belum yuk scroll lebih jauh!

Ada banyak resiko yang harus diambil ketika kita memaksakan pulang ke rumah untuk kondisi saat ini.
Saat memakai kendaraan umum, kita berpotensi besar untuk terpapar virus tersebut. Mengapa? Transportasi umum bukan hanya dilalui oleh satu atau dua orang. Tempat tunggu pada bandara atau stasiun misalnya, setiap hari ada ratusan orang yang keluar masuk. Terlebih kalau tujuan pulangmu adalah daerah yang sudah berstatus waspada.
Misalkan saja, tubuhmu saat itu dalam kondisi imun yang baik. Seolah saat terpapar virus kamu tidak merasakan gejala apapun. Tapi pada kondisi demikian kamu menjadi carrier untuk orang lain.

Kamu menjadi perantara penularan virus kepada orang lain.

Pernah bayangin kalau yang kita tularin itu adalah orang-orang terdekat kita? Orang tua kita di rumah. Karena imun mu yang resisten, tidak berlaku untuk orang lansia yang kekebalan tubuhnya telah menurun. Pernah berpikir sejauh ini ga?

Tolong hargai nyawa orang lain. Jangan egois. Tidak pulang ke rumah bukan berarti kita tidak sayang dengan mereka.  Please jangan pendek pikiran.

Disinilah sebenarnya tujuan pemerintah me-lock down daerah yang beresiko tinggi terdampak.

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: