Skip to main content

Day 4 Fighter

Day Four Fighter


Semua jalan kesuksesan memiliki pintunya masing-masing. Jika pintunya tidak kunjung terbuka, itu bukan jalanmu.

Mereka ingin aku berhenti. Tapi aku bukanlah seseorang yang dengan mudahnya menyerah akan keadaan. Jalannya boleh berganti, namun tujuannya tetap. Saat tekadku sudah bulat untuk meraih sesuatu, usaha maksimal akan aku kerahkan.Boleh saja aku berjalan melambat, namun tidak ada kata berhenti atau berputar arah!


Kemarin aku menunggu mereka berjuang. Saat aku berjuang, mereka tidak ada. Perjuangan mereka telah mendapatkan hasil dan aku hanya bisa melihat dari kejauhan. Sesak sekali rasanya. Mereka pergi. Dan aku masih belum mulai apapun. Sungguh sesak ini tidak bisa kutahan lagi. Balasan sekejam ini yang aku terima setelah apa-apa yang ku korbankan pada orang lain. 

Mudahnya menjatuhkan orang lain. Aku jatuh. Sementara tidak ada tangan yang menyambutku. Mereka jatuh, selalu ku berikan kesempatan untuk menghibur sementara aku tidak pernah sanggup menyemangati diri sendiri. 


Dunia sekeras itu. Ego sekejam itu. Manusia semengecewakan itu.



Bodohnya, aku menunggu orang lain untuk mengajaknya bersama-sama melangkah. Tapi saat ku biarkan ia sampai baris terdepan, dia tidak menunggu seperti yang ku lakukan untuknya.



Aku hanya minta kalian untuk tidak meninggalkanku saat perjuangan ini baru dimulai.


They lose, they have me, I lose, I have nothing.


Mereka berbicara tentang kata yang tidak dapat aku tangkap maknanya. Aku tidak bisa terima. Kau tanya bagaimana ekspresiku saat itu, mematung melumat kata-kata itu, mencoba memaknai tapi aku tak sanggup.

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: