Skip to main content

Day 1 Fighter

Day One




Jalan hidup memang sungguh tidak mudah diterka. Yang direncanakan kadangkala tidak berjalan semau kita. Setiap hasil yang diinginkan tentulah dibaliknya harus ada pengorbanan. Harus ada yang dikorbankan. Perjuangan bukan perkara siapa yang paling dahulu berada di baris terdepan, namun siapa yang enggan pergi-- tetap teguh bertahan.

Untuk pertama kalinya diri ini merasakan kekecewaan yang amat lebih pedih dibandingkan masalah roman biasa.

Perjuangan yang menjadi awal untuk mengejar apa yang diimpikan saat berada di bangku kuliah--
Tidak ada kekuatan pendorong yang lebih besar daripada motivasi orang tua. Pertempuran ini dimulai. Bergulat dengan diri sendiri. Konflik rutin antara isi hati dan pikiran. Sampai keputusan ini sudah bulat. Dengan mengumpulkan keberanian dan modal restu orangtua.

Hari pertama yang begitu melelahkan. Menunggu berjam-jam dengan menunda jam makan siang, belum berbalas. Belum cukup kah pengorbanan ini? Hari pertama yang langsung menjatuhkan ku dan menghantam mental ini bertubi-tubi. Penolakan mentah-mentah. Tanpa tapi. Tanpa menoleh!

Yang ada di benakku saat itu hanyalah "OK. you'll try it again. Don't stop it!"
Bukankah Allah tidak akan menyusahkan hambanya? Allah yang selalu baik. Aku harap setelah ini ada kejutan baik untukku

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: