Skip to main content

Obrolan Balik Batu

Obrolan Balik Batu 
 author : Dilla Nursyafitri



 Aku masih belia, barangkali saat tangis berbicara pada tepi pigura
Aku marah pada kenyataan, engkau istimewa dan semua membiarkanmu pergi
Menjawab ia, menjelma senyum wajahmu sekejap 
Pun ketika aku tak secara pasti mengingatnya
Kau tetap abadi, kataku ; 
Bu, ketika aku sedang dalam perjalanan
Tergambar sulietmu terasa dekat, pada tangis yang tak mampu kubendung
Ada harmoni yang selalu menunjuk arah kepada seluruh asal suara ; Rumah
Di sudut bibir ku rapal doa untukmu

Keterasingan yang tak dapat diterka oleh kedua mata 
Ibukota memang begitu keras, bu
Benar katamu tentang ego manusia yang tinggi
Belum sempat aku belajar menaklukannya
Belum pernah aku temui  berdamai tersulit adalah dengan diri sendiri
Ajarkan aku tentang air yang tenang di matamu
Tak bisa ku katakan bahwa pintaku pada langit 
Untuk menjadikan jiwamu menjadi pribadiku

Bu, aku masih belia dan mereka tak tahu rasanya
Kehilangan rumah dan harmoni di dalamnya
Mereka tak tahu rasanya berlama-lama berbicara lewat batu yang bertuliskan namamu

Comments

Popular posts from this blog

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr: