Skip to main content

Posts

As A Wife

Menjalani kehidupan dengan peran baru sebagai seorang istri, sebuah amanah yang tampaknya harus diemban wanita dua puluh empat tahun ini. Dari sepersekian proses adaptasi, mungkin untuk sepenuh hati tunduk kepada suami selama seumur hidup adalah proses belajar yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Bukan hal mudah bagi dua kepala dengan perbedaan pola asuh dan karakter ini dalam menarik benang merah saat proses penyesuaian berlangsung terutama dalam menyatukan perspektif. Bagaimanapun, tidak ada pasangan yang benar-benar sempurna. Yang ada ialah mereka yang mampu melengkapi ketidaksempurnaan tersebut dan menjadikannya ideal dengan versinya sendiri. Setiap hari dituntut untuk saling belajar dan mau berbenah diri. Belajar tidak memberi makan ego, belajar bagaimana komunikasi efektif, belajar menjadi pendengar, belajar membaca dan memaknai sinyal semesta. Dan sebaik-baiknya tujuan berpasangan adalah bersama-sama memburu cinta Sang Pencipta, bagaimana agar saling back up iman
Recent posts

Seberapa random keluargamu?

Kejadian ter-speechless yang pernah terjadi di rumah. Pernah pas aku mudik, kondisi lagi hujan deras menjelang magrib. “Loh, kok ayah ke masjid?” “Iya kan bentar lagi mau solat maghrib” “Tapi masih deres di luar, solat di rumah aja” “Ntar ga lagi ke masjid, kalau udah meninggal” Deg. Aku dan ibukku saling toleh dan berakhir senyum-senyum sendiri.

Metamorphase

Sudah sejauh mana dirimu? Ngejauh dari apa sih kalau boleh tau? Ada yang dikejar? People change people.  Sejauh mana orang-orang mengubahmu? Gimana?  Bentar, buru-buru banget pertanyaannya, gabisa duduk dulu? 

Romanticizing little thing

[Capture of Nature] Mari merayakan hal-hal kecil di hidup ini. Perhatikan sekitarmu yang mungkin jarang diamati kebanyakan orang. Setiap benda yang mengisi ruang, awan yang bergerak, semut yang berhasil menjangkau dahan atau sekedar memperhatikan manusia yang lalu lalang, meninggalkan momen yang sayang sekali untuk diburu-burui. Waktu jadi lebih cepat bergerak pada dunia yang riuh, sesekali kita yang harus mencoba hening.  Katanya, jangan mengambil apapun selain gambar. Ternyata tidak buruk menyempatkan diri menjepret random untuk sekedar recall memori ada hal baik apa yang terjadi di hari itu. 

Dunia boleh jahat, tapi kamu jangan :)

Kita harus tetap jadi orang baik, walau sejahat apapun dunia memperlakukan kita.  Kita harus selalu baik saat sedang di titik terendah sekalipun. Memang tindakan orang lain terhadap kita adalah di luar kendali kita. Kita ga bisa nuntut semua orang bakal ngelakuin hal yang sama. Tapi Allah notice kok setiap usaha yang kamu kerjakan, gaada yang sia-sia. Ga dapet lingkungan yang baik juga bukan berarti kamu harus berhenti dalam menebar kebaikan. Sabar ya, mungkin belum ketemu aja orang-orangnya. Bisa jadi, kebaikan itu dititipkan lewat kamu untuk disebarluaskan. Terus jadi salah satunya. Jangan berhenti sampai Allah bilang "Udah cukup, yuk pulang"    :') Pokoknya gaboleh bosan jadi orang baik. Sampai orang-orang di sekitar kamu sadar kalau ada yang hilang ketika kamu udah gaada di dunia ini.

Final Destination

Ya Allah, hamba telah berusaha menjaga diri dari apa-apa yang engkau larang. Berilah hamba kekuatan untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhoi. Lindungi hamba dari hal buruk yang akan membuat hamba jauh dari-Mu. Perkenankan hamba mendapat balasan yang manis dari-Mu kelak Ya Rabb. Hamba yakin janji-Mu selalu Engkau tepati. Jika kematian baik untukku, maka hamba ikhlas menerima takdir-Mu. Perkenankan hamba menjadi sebaik-baiknya seorang hamba sebelum kembali ke sisi-Mu. Hamba meminta akhir yang baik, dalam keadaan sedang mengingat-Mu dengan setinggi-tingginya iman.  Semoga pada akhirnya nanti, Allah panggil dengan lembut layaknya dalam Surah Al-Fajr ini: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku .” (QS. Al-Fajr:

Basic, Essential Life Skills For Marriage

Perihal pernikahan, tak ada pasangan yang benar-benar cocok. Yang ada hanyalah pasangan yang hatinya begitu luas untuk menerima ketidakcocokan. Kalau misalnya ditakdirkan dengan seseorang yang karakternya, pola asuh dan kebiasaannya beda jauh dengan kita, semoga kita mampu menjadi pelengkap atas ketidaksempurnaannya. Dan, teruntuk pihak perempuan, cobalah memupuk sabar sedini mungkin. Karena fitrahnya, ego laki-laki emang diciptakan begitu tinggi, salah satu pihaklah yang harus mengalah.  Ada tujuh ilmu yang wajib dipelajari setiap perempuan muslimah sebelum menikah, diantaranya ilmu agama, ilmu fikih pernikahan, ilmu parenting Islam, ilmu basic skill as a wife, ilmu komunikasi pasangan, ilmu mentality managemet serta ilmu financial planning.  Bekali diri sendiri dengan ilmu, naikin value, kapasitas otak, tingkatin kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Karena saat menikah, kita akan mengarungi samudera yang begitu jauhnya. Siapapun yang selamat bukan ia yang tahu cara berlayar